Konsultasi dengan dokter spesialis jantung sekarang! Konsultasi Sekarang →

Blog Jantungku

Lipoprotein(a) (Lp(a)) Risiko Genetik Penyakit Jantung

Lipoprotein(a), atau yang sering disingkat Lp(a), adalah salah satu komponen dalam darah yang mungkin belum sepopuler kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), atau HDL (kolesterol baik). Namun, bagi banyak individu, terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga kuat penyakit jantung, memahami Lp(a) adalah langkah penting dalam menilai dan mengelola risiko kesehatan kardiovaskular. Lp(a) merupakan faktor risiko genetik […]

0
3
Lipoprotein(a) (Lp(a)) Risiko Genetik Penyakit Jantung

Lipoprotein(a), atau yang sering disingkat Lp(a), adalah salah satu komponen dalam darah yang mungkin belum sepopuler kolesterol total, LDL (kolesterol jahat), atau HDL (kolesterol baik). Namun, bagi banyak individu, terutama mereka yang memiliki riwayat keluarga kuat penyakit jantung, memahami Lp(a) adalah langkah penting dalam menilai dan mengelola risiko kesehatan kardiovaskular. Lp(a) merupakan faktor risiko genetik yang signifikan dan sering kali terlewatkan dalam pemeriksaan profil lipid rutin.

Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu Lp(a), mengapa kadarnya sebagian besar ditentukan oleh faktor genetik, dan mengapa pemeriksaan ini krusial bagi individu yang berisiko tinggi, bahkan jika hasil kolesterol ‘standar’ mereka tampak normal. Memahami Lp(a) dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang risiko penyakit jantung dan membantu dalam mengambil langkah pencegahan yang lebih tepat sasaran.

Memahami Lipoprotein(a) (Lp(a))

Untuk memahami Lp(a), penting untuk mengingat kembali tentang lipoprotein lain yang lebih umum dikenal, yaitu LDL dan HDL. Lipoprotein adalah partikel yang terbentuk dari protein dan lemak, berfungsi membawa kolesterol dan trigliserida melalui aliran darah. LDL membawa kolesterol dari hati ke seluruh tubuh, sedangkan HDL membawa kolesterol kembali ke hati untuk dibuang.

Lipoprotein(a) memiliki struktur yang mirip dengan LDL. Ia terdiri dari inti lipid yang mengandung kolesterol dan apolipoprotein B-100 (apoB). Perbedaan mendasar Lp(a) dengan LDL adalah adanya protein tambahan yang disebut apolipoprotein(a) atau apo(a) yang terikat pada apoB. Struktur apo(a) ini memiliki kemiripan dengan protein lain dalam tubuh yang berperan dalam pembekuan darah, yaitu plasminogen. Kemiripan struktural inilah yang diyakini menjadi salah satu alasan mengapa Lp(a) dapat meningkatkan risiko baik aterosklerosis (penyempitan dan pengerasan pembuluh darah) maupun trombosis (pembentukan bekuan darah).

Secara fungsional, peran spesifik Lp(a) dalam tubuh belum sepenuhnya dipahami secara mendalam. Namun, para ilmuwan meyakini bahwa pada kadar tinggi, Lp(a) berkontribusi pada penumpukan plak di dinding arteri, mirip dengan cara kerja LDL. Selain itu, karena kemiripannya dengan plasminogen, Lp(a) dapat mengganggu proses alami tubuh untuk melarutkan bekuan darah (fibrinolisis). Hal ini meningkatkan kecenderungan darah untuk membeku di dalam pembuluh darah, berpotensi menyebabkan serangan jantung atau stroke jika terbentuk bekuan pada arteri yang sudah menyempit akibat plak.

Kadar Lp(a): Lebih Tentang Risiko daripada ‘Normal’

Tidak seperti kolesterol total, LDL, dan HDL yang memiliki target kadar yang jelas dan dapat dimodifikasi secara signifikan melalui diet dan gaya hidup, kadar Lp(a) dalam darah sebagian besar ditentukan oleh genetik dan relatif stabil sepanjang hidup. Oleh karena itu, tidak ada istilah “kadar normal” Lp(a) dalam pengertian yang sama dengan kolesterol lainnya. Sebaliknya, ada nilai ambang batas (threshold) yang digunakan untuk mengidentifikasi risiko tinggi.

Berbagai panduan klinis internasional menggunakan nilai ambang batas yang sedikit berbeda, tetapi secara umum, kadar Lp(a) di atas 50 mg/dL atau 100 nmol/L dianggap sebagai faktor risiko independen yang signifikan untuk penyakit kardiovaskular.

Penting untuk dicatat bahwa Lp(a) sering diukur dalam dua unit berbeda: miligram per desiliter (mg/dL) dan nanomol per liter (nmol/L). Konversi antara keduanya tidak linier karena ukuran molekul apo(a) dapat bervariasi antar individu. Karena itu, penting untuk memperhatikan unit yang digunakan dalam hasil laboratorium dan ambang batas risiko yang direkomendasikan oleh pedoman klinis terbaru.

Pengaruh Genetik Dominan pada Kadar Lp(a)

Salah satu aspek paling krusial dari Lipoprotein(a) adalah bagaimana kadarnya diatur. Tidak seperti kadar kolesterol LDL yang sangat dipengaruhi gaya hidup (diet tinggi lemak jenuh/trans, kurang aktivitas fisik) dan responsif terhadap statin, kadar Lp(a) sebagian besar ditentukan oleh warisan genetik. Ini menjadikannya faktor risiko jantung turunan yang kuat.

Kadar Lp(a) seseorang sebagian besar ditentukan oleh gen LPA, gen yang bertanggung jawab memproduksi apolipoprotein(a) (apo(a)). Ada banyak variasi (polimorfisme) pada gen LPA yang memengaruhi jumlah dan ukuran apo(a) yang diproduksi hati. Variasi genetik inilah yang menyebabkan perbedaan kadar Lp(a) sangat bervariasi antar individu, bahkan di dalam satu keluarga. Seseorang mewarisi gen LPA dari kedua orang tuanya, dan kombinasi genetik ini secara substansial menentukan “level dasar” Lp(a) mereka seumur hidup.

Oleh karena itu, jika seseorang memiliki kadar Lp(a) tinggi, kemungkinan besar salah satu atau kedua orang tuanya juga memiliki kadar Lp(a) tinggi. Hal ini menjelaskan mengapa riwayat keluarga penyakit jantung, terutama kejadian kardiovaskular prematur (misalnya, serangan jantung atau stroke sebelum usia 55 tahun untuk pria atau 65 tahun untuk wanita), merupakan indikator kuat perlunya pemeriksaan Lp(a). Riwayat keluarga yang kuat bisa menjadi petunjuk adanya faktor risiko genetik yang diwariskan, dan Lp(a) adalah salah satu faktor genetik paling umum yang diidentifikasi sebagai penyebab aterosklerosis dini.

Baca juga: Tes Genetik Jantung Memahami Risiko Penyakit Bawaan Keluarga

Karena sifatnya yang ditentukan genetik, kadar Lp(a) cenderung stabil sepanjang hidup dan tidak banyak berubah signifikan akibat perubahan gaya hidup. Meskipun beberapa penelitian menunjukkan aktivitas fisik dan diet tertentu mungkin memiliki efek marginal, efeknya tidak signifikan dibandingkan pengaruh genetik. Stabilitas kadar Lp(a) menjadikannya penanda risiko yang andal seumur hidup.

Mengapa Lp(a) Penting Diperiksa?

Mengukur kadar Lp(a) sangat penting, terutama bagi individu dengan faktor risiko lain atau riwayat keluarga yang signifikan, karena Lp(a) menambahkan lapisan risiko independen di atas faktor risiko tradisional lainnya seperti LDL tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes, merokok, dan obesitas.

Risiko Kardiovaskular Unik dari Lp(a)

Seperti disebutkan sebelumnya, Lp(a) berkontribusi pada penyakit kardiovaskular melalui dua mekanisme utama:

  1. Aterosklerosis: Mirip dengan LDL, Lp(a) dapat menumpuk di dinding arteri, berkontribusi pada pembentukan plak. Struktur spesifik apo(a) dapat membuatnya lebih “lengket” dan rentan teroksidasi, meningkatkan proses peradangan di dinding pembuluh darah.
  2. Trombosis: Karena kemiripan struktural apo(a) dengan plasminogen, Lp(a) dapat menghambat proses alami pelarutan bekuan darah (fibrinolisis). Ini meningkatkan kecenderungan darah untuk membeku di dalam pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penyumbatan total pada arteri yang sudah menyempit oleh plak, berujung pada serangan jantung atau stroke.

Kedua mekanisme ini bekerja bersamaan, membuat individu dengan Lp(a) tinggi berisiko lebih besar mengalami penyakit jantung koroner, stroke iskemik, penyakit arteri perifer, dan penyempitan katup aorta (stenosis aorta).

Skenario “Kolesterol Normal tapi Lp(a) Tinggi”

Ini adalah salah satu alasan paling krusial mengapa Lp(a) perlu diperiksa. Banyak individu yang memiliki gaya hidup sehat, berat badan ideal, tekanan darah dan gula darah terkontrol, serta hasil kolesterol total dan LDL dalam kisaran normal atau bahkan optimal, namun ternyata memiliki kadar Lp(a) tinggi karena faktor genetik.

Dalam skenario ini, jika hanya bergantung pada profil lipid rutin, dokter maupun pasien mungkin memiliki rasa aman yang keliru. Angka kolesterol yang “baik” bisa saja menutupi risiko signifikan dari Lp(a) tinggi. Individu ini mungkin tetap memiliki risiko penyakit jantung substansial, setara atau bahkan lebih tinggi dari seseorang dengan LDL sedikit meningkat tetapi Lp(a) rendah. Penelitian menunjukkan bahwa Lp(a) tinggi adalah faktor risiko independen, artinya risikonya tetap ada meskipun faktor risiko lain terkontrol baik.

Oleh karena itu, pemeriksaan Lp(a) bertindak sebagai “detektor risiko tersembunyi” bagi mereka yang tampak sehat berdasarkan pemeriksaan rutin, tetapi secara genetik membawa risiko tinggi. Mengetahui kadar Lp(a) memungkinkan penilaian risiko lebih akurat dan, yang terpenting, memotivasi tindakan pencegahan yang lebih intensif terhadap faktor risiko lain yang bisa dimodifikasi.

Lp(a) dan Riwayat Keluarga Penyakit Jantung

Seperti telah dijelaskan, kadar Lp(a) sangat diwariskan. Koneksi antara Lp(a) tinggi dan riwayat keluarga kuat (banyak anggota keluarga terkena atau kejadian di usia muda) adalah salah satu alasan utama mempertimbangkan pemeriksaan. Jika ayah, ibu, kakek, nenek, atau saudara kandung Anda mengalami serangan jantung, stroke, atau memerlukan prosedur revaskularisasi (seperti bypass atau pasang ring) pada usia muda, ada kemungkinan besar Lp(a) tinggi berperan.

Dalam kasus seperti ini, pemeriksaan Lp(a) pada anggota keluarga yang masih sehat dapat mengidentifikasi individu yang juga membawa risiko genetik yang sama. Mengetahui status Lp(a) mereka memungkinkan intervensi dini dan penekanan lebih besar pada pengelolaan faktor risiko lain sejak usia muda, berpotensi mencegah atau menunda kejadian kardiovaskular di kemudian hari. Ini adalah contoh nyata bagaimana pemeriksaan Lp(a) bisa menjadi bagian penting dari strategi pencegahan berbasis keluarga.

Siapa yang Perlu Memeriksakan Lp(a)?

Mengingat pentingnya Lp(a) sebagai faktor risiko genetik independen, kapan sebaiknya seseorang mempertimbangkan pemeriksaan kadar Lp(a)? Pedoman klinis dari berbagai organisasi kardiologi internasional semakin merekomendasikan pemeriksaan Lp(a) setidaknya satu kali seumur hidup untuk semua orang dewasa, sebagai bagian dari penilaian risiko kardiovaskular. Namun, pemeriksaan ini sangat dianjurkan pada individu dengan kondisi atau riwayat berikut:

  • Riwayat keluarga kuat penyakit jantung prematur: Jika ada anggota keluarga (orang tua atau saudara kandung) yang mengalami penyakit jantung koroner, stroke, atau penyakit pembuluh darah lainnya pada usia muda (pria < 55 tahun, wanita < 65 tahun). Ini adalah indikasi terkuat adanya faktor risiko genetik, termasuk Lp(a) tinggi.
  • Memiliki faktor risiko kardiovaskular lainnya: Seperti LDL tinggi yang persisten meskipun sudah diobati, diabetes, tekanan darah tinggi, atau sindrom metabolik. Menambahkan Lp(a) dalam penilaian risiko memberikan gambaran yang lebih komprehensif.
  • Mengalami penyakit jantung atau stroke prematur: Jika Anda sendiri mengalami kejadian kardiovaskular pada usia muda, pemeriksaan Lp(a) dapat membantu mengidentifikasi penyebab mendasar, terutama jika faktor risiko tradisional tidak sepenuhnya menjelaskan kejadian tersebut.
  • Memiliki kolesterol LDL tinggi yang sulit dikelola: Lp(a) tinggi dapat memengaruhi perhitungan LDL dan berkontribusi pada kolesterol tinggi yang resisten terhadap terapi standar.
  • Memiliki riwayat keluarga dengan Lp(a) tinggi yang sudah diketahui: Jika salah satu anggota keluarga Anda sudah didiagnosis memiliki Lp(a) tinggi.
  • Mengalami penyempitan katup aorta (stenosis aorta): Terutama pada usia muda. Lp(a) tinggi diketahui menjadi faktor risiko signifikan untuk kondisi ini.

Pemeriksaan Lp(a) dilakukan melalui tes darah sederhana. Tidak seperti profil lipid rutin yang memerlukan puasa, tes Lp(a) tidak memerlukan puasa. Karena kadar Lp(a) relatif stabil sepanjang hidup, pemeriksaan ini umumnya hanya perlu dilakukan satu kali seumur hidup untuk sebagian besar individu, kecuali ada alasan klinis khusus untuk mengulanginya.

Di Indonesia, tes Lp(a) semakin tersedia di laboratorium klinik besar. Namun, ketersediaannya mungkin belum merata. Jika Anda merasa memiliki indikasi untuk memeriksakan Lp(a) berdasarkan kriteria di atas, diskusikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan panduan dan rujukan yang tepat.

Strategi Mengelola Risiko Lp(a) Tinggi

Setelah mengetahui kadar Lp(a) tinggi, pertanyaan selanjutnya adalah, apa yang bisa dilakukan? Mengingat Lp(a) sebagian besar ditentukan oleh genetik, saat ini belum ada terapi spesifik yang tersedia luas yang dapat menurunkan kadar Lp(a) secara drastis seperti statin menurunkan LDL. Namun, ini tidak berarti tidak ada yang bisa dilakukan.

Fokus utama dalam mengelola risiko pada individu dengan Lp(a) tinggi adalah dengan mengoptimalkan pengelolaan semua faktor risiko kardiovaskular lain yang bisa dimodifikasi. Ini termasuk:

  • Mengendalikan kadar kolesterol LDL: Meskipun Lp(a) tinggi, sangat penting mencapai dan mempertahankan kadar LDL serendah mungkin. Statin, obat penurun kolesterol paling umum, tidak secara signifikan menurunkan Lp(a), tetapi sangat efektif menurunkan LDL. Dengan menurunkan LDL secara agresif, risiko total dari kombinasi LDL dan Lp(a) tinggi dapat dikurangi. Dokter mungkin merekomendasikan target LDL yang lebih rendah untuk individu dengan Lp(a) tinggi.
  • Mengendalikan tekanan darah: Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah faktor risiko utama lainnya untuk penyakit jantung dan stroke. Mengelola tekanan darah melalui perubahan gaya hidup (diet rendah garam, olahraga, penurunan berat badan) dan obat-obatan, jika perlu, sangat penting.
  • Mengendalikan gula darah: Bagi individu dengan diabetes atau pradiabetes, pengelolaan gula darah yang ketat sangat penting mengurangi risiko komplikasi kardiovaskular.
  • Mengadopsi gaya hidup sehat secara menyeluruh: Ini mencakup berbagai aspek, seperti:
  • Berhenti merokok: Merokok merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko aterosklerosis dan trombosis secara signifikan. Berhenti merokok adalah tindakan tunggal terbaik untuk kesehatan jantung.
  • Diet sehat: Konsumsi makanan kaya buah, sayuran, biji-bijian utuh, protein tanpa lemak, dan lemak sehat (misalnya, dari ikan, alpukat, kacang-kacangan). Batasi asupan lemak jenuh, lemak trans, kolesterol, sodium, dan gula tambahan.

Baca juga: Manfaat Diet Nabati untuk Kesehatan Jantung yang Terbukti

  • Aktivitas fisik teratur: Berolahraga setidaknya 150 menit per minggu dengan intensitas sedang atau 75 menit dengan intensitas tinggi, ditambah aktivitas penguatan otot dua kali seminggu.
  • Menjaga berat badan ideal: Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko berbagai faktor risiko kardiovaskular lainnya.
  • Mengelola stres: Stres kronis dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung. Temukan cara sehat mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau hobi.
  • Tidur yang cukup: Kurang tidur kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Usahakan tidur 7-9 jam per malam.
  • Mengonsumsi aspirin dosis rendah: Pada beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan aspirin dosis rendah, terutama jika individu dengan Lp(a) tinggi sudah memiliki bukti penyakit aterosklerotik, untuk membantu mencegah pembentukan bekuan darah. Namun, ini harus berdasarkan penilaian risiko individu dan rekomendasi dokter.
  • Potensi terapi masa depan: Penelitian mengenai Lp(a) terus berkembang pesat. Saat ini sedang dikembangkan beberapa obat baru, terutama terapi berbasis RNA, yang menunjukkan potensi sangat efektif menurunkan kadar Lp(a) secara signifikan. Obat-obatan ini masih dalam tahap uji klinis atau baru mulai tersedia di beberapa negara untuk kasus-kasus tertentu, tetapi memberikan harapan untuk masa depan pengelolaan Lp(a) tinggi. Konsultasikan dengan dokter spesialis jantung mengenai perkembangan terbaru dalam terapi Lp(a).

Strategi pengelolaan yang tepat harus bersifat individual dan didiskusikan mendalam dengan dokter, idealnya seorang kardiolog. Mengetahui status Lp(a) Anda memungkinkan dokter membuat penilaian risiko lebih akurat dan menyesuaikan target terapi (misalnya, target LDL lebih rendah) serta intensitas modifikasi gaya hidup.

Kesimpulan: Mengapa Lp(a) Tak Boleh Diabaikan

Lipoprotein(a) (Lp(a)) adalah faktor risiko kardiovaskular signifikan yang sebagian besar ditentukan oleh genetik. Meskipun kurang dikenal dibanding kolesterol LDL atau HDL, Lp(a) tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan penyempitan katup aorta, bahkan pada individu yang memiliki profil kolesterol rutin yang tampak normal. Sifat genetik Lp(a) menjelaskan mengapa riwayat keluarga kuat penyakit jantung, terutama pada usia muda, merupakan indikasi penting memeriksakan kadar Lp(a).

Mengetahui kadar Lp(a) Anda, setidaknya satu kali seumur hidup, dapat memberikan informasi berharga untuk penilaian risiko kardiovaskular yang lebih lengkap dan akurat. Bagi mereka yang memiliki Lp(a) tinggi, fokus utama pengelolaan adalah mengoptimalkan semua faktor risiko lain yang dapat dimodifikasi melalui perubahan gaya hidup sehat dan terapi medis yang tepat (seperti pengendalian LDL, tekanan darah, dan gula darah). Meskipun belum ada obat tersedia luas menurunkan Lp(a) secara drastis, penelitian terus berlanjut, dan terapi baru menjanjikan harapan di masa depan.

Jangan biarkan “kolesterol normal” membuat Anda lengah jika memiliki riwayat keluarga yang berisiko. Diskusikan dengan dokter Anda mengenai pentingnya pemeriksaan Lp(a) dan bagaimana mengelola risiko kardiovaskular Anda secara komprehensif. Pengetahuan adalah kekuatan, dan mengetahui status Lp(a) Anda adalah langkah proaktif menjaga kesehatan jantung jangka panjang.

REFERENSI

  • World Health Organization. (2021). Cardiovascular diseases (CVDs). Retrieved from [Insert relevant WHO page URL about CVDs or risk factors if found, otherwise use main CVD page]
  • American Heart Association. (2024). What is Lp(a)?. Retrieved from https://www.heart.org/en/health-topics/cholesterol/about-cholesterol/what-is-lpa-lipoprotein-a
  • European Society of Cardiology. (Year). ESC Guidelines for the management of dyslipidaemias: lipid modification to reduce cardiovascular risk. Retrieved from [Insert URL for the relevant ESC guidelines on dyslipidemia if found]
  • Mayo Clinic. (2023). High cholesterol – Diagnosis and treatment: Lipoprotein (a) test. Retrieved from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-cholesterol/diagnosis-treatment/drc-20350801 (Note: Specific page for Lp(a) test is relevant)
  • National Heart, Lung, and Blood Institute. (2024). What Is High Blood Cholesterol?. Retrieved from https://www.nhlbi.nih.gov/health/high-blood-cholesterol (Note: General page, may need to find a more specific one on Lp(a) or related risks if possible, otherwise use this or similar)

Memahami risiko genetik seperti Lp(a) adalah langkah penting dalam perjalanan kesehatan jantung Anda. Jangan ragu mencari informasi lebih lanjut dan berdiskusi dengan profesional medis. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang risiko penyakit jantung, termasuk apakah pemeriksaan Lp(a) tepat untuk Anda berdasarkan riwayat kesehatan dan keluarga Anda, atau jika Anda memerlukan panduan mengelola faktor risiko yang sudah ada, mendapatkan nasihat dari dokter spesialis jantung sangat disarankan. Melalui platform seperti Jantungku, Anda dapat terhubung dengan dokter spesialis jantung secara online untuk konsultasi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang kondisi dan risiko kesehatan jantung Anda. Mengelola rekam medis digital Anda juga dapat membantu memantau kondisi kesehatan jantung dari waktu ke waktu. Pelajari lebih lanjut tentang bagaimana Jantungku dapat membantu Anda menjaga kesehatan jantung.

JantungkuJ
DITULIS OLEH

Jantungku

Solusi kesehatan jantung digital - Konsultasi dokter spesialis kapan saja

Tanggapan (0 )