Memulihkan diri setelah mengalami serangan jantung adalah sebuah perjalanan penting, dan kembali aktif secara fisik melalui olahraga merupakan salah satu komponen kunci dari proses pemulihan tersebut. Bagi sebagian orang, gagasan ini mungkin terasa menakutkan. Namun, perlu dipahami bahwa dengan panduan yang tepat dan pengawasan medis, latihan fisik setelah serangan jantung tidak hanya aman, tetapi juga krusial. Olahraga dapat secara signifikan meningkatkan kekuatan jantung, memperbaiki kualitas hidup, dan menurunkan risiko kejadian jantung di masa depan. Artikel ini akan memandu Anda memahami bagaimana olahraga dapat menjadi bagian integral dari panduan pemulihan jantung Anda, mulai dari tahap awal yang paling ringan hingga secara bertahap meningkatkan intensitasnya, serta mengenali tanda-tanda peringatan yang perlu diwaspadai selama berolahraga.
Mengapa Aktivitas Fisik Penting Pasca Serangan Jantung?
Wajar jika banyak pasien yang baru saja mengalami serangan jantung merasa cemas atau takut untuk kembali berolahraga. Padahal, justru ketakutan ini bisa menghambat proses pemulihan yang optimal. Olahraga setelah serangan jantung merupakan pilar penting dalam rehabilitasi kardiovaskular. Aktivitas fisik yang teratur dan terencana memberikan beragam manfaat bagi jantung dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Manfaat utama olahraga adalah meningkatkan efisiensi kerja otot jantung. Seperti otot lainnya, jantung menjadi lebih kuat dengan latihan. Ini memungkinkan jantung memompa darah ke seluruh tubuh dengan lebih efisien dan dengan usaha yang minimal. Selain itu, latihan fisik pasca serangan jantung berkontribusi pada peningkatan kesehatan pembuluh darah. Olahraga membantu menjaga kelenturan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, dan memperbaiki profil kolesterol dengan meningkatkan kolesterol baik (HDL) serta menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida. Semua faktor ini sangat penting dalam mencegah penyumbatan arteri lebih lanjut.
Di samping manfaat langsung pada sistem kardiovaskular, olahraga juga membantu mengontrol berat badan, faktor risiko utama penyakit jantung. Aktivitas fisik juga efektif dalam mengelola kadar gula darah, yang krusial bagi pasien jantung dengan diabetes atau berisiko tinggi. Lebih dari itu, olahraga teratur sebagai bagian dari panduan pemulihan jantung juga berdampak positif pada kesehatan mental. Olahraga dikenal dapat mengurangi stres, kecemasan, dan depresi, yang sering dialami setelah peristiwa traumatis seperti serangan jantung. Peningkatan kepercayaan diri karena mampu kembali beraktivitas fisik juga merupakan bonus besar.
Dengan menjalani program latihan fisik setelah serangan jantung secara konsisten, pasien dapat merasakan peningkatan stamina, kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari, dan yang terpenting, penurunan risiko mengalami serangan jantung berulang atau komplikasi kardiovaskular lainnya. Ini bukan sekadar kembali ke kondisi normal, melainkan membangun fondasi untuk kehidupan yang lebih sehat dan aktif di masa depan.
Memahami Tahap-Tahap Rehabilitasi Jantung
Pemulihan pasca serangan jantung adalah proses bertahap, bukan instan. Proses ini seringkali melibatkan partisipasi dalam program rehabilitasi jantung. Program ini dirancang komprehensif untuk membantu pasien pulih secara fisik, mental, dan emosional, sekaligus memberikan edukasi mendalam tentang pengelolaan penyakit jantung jangka panjang. Memahami tahapan dalam program rehabilitasi jantung akan membantu menempatkan peran olahraga dalam perspektif yang benar.
Secara umum, program rehabilitasi jantung terstruktur dibagi menjadi beberapa fase utama:
- Fase 1: Fase Rumah Sakit. Fase ini dimulai segera setelah kondisi pasien stabil. Fokus utamanya adalah pemulihan awal, mobilisasi dini (seperti duduk di tepi tempat tidur atau berjalan perlahan di koridor dengan pengawasan tim medis), edukasi dasar mengenai kondisi jantung, dan persiapan kepulangan. Pada fase ini, olahraga sangat terbatas dan diawasi ketat oleh profesional kesehatan.
- Fase 2: Fase Rawat Jalan Terstruktur. Setelah diizinkan pulang, banyak pasien direkomendasikan untuk mengikuti program rehabilitasi jantung rawat jalan yang diawasi di pusat rehabilitasi. Fase ini biasanya berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Pasien akan berolahraga di bawah pengawasan profesional terlatih (seperti ahli fisiologi olahraga, perawat jantung, atau fisioterapis) yang memantau detak jantung, tekanan darah, dan gejala yang mungkin muncul. Sesi edukasi mengenai nutrisi, manajemen stres, dan pengobatan juga merupakan bagian integral dari fase ini. Ini adalah fase krusial untuk secara aman membangun kembali kekuatan dan kepercayaan diri dalam berolahraga.
- Fase 3: Fase Pemeliharaan Jangka Panjang. Setelah menyelesaikan program rawat jalan terstruktur, tujuan utamanya adalah mempertahankan gaya hidup aktif secara mandiri di rumah atau di fasilitas komunitas. Meskipun pengawasan medis mungkin tidak seintensif Fase 2, pasien sangat dianjurkan untuk terus berolahraga secara teratur dan menerapkan kebiasaan sehat yang telah dipelajari. Beberapa pusat rehabilitasi mungkin menawarkan program lanjutan yang diawasi kurang ketat sebagai jembatan ke aktivitas mandiri.
Penting untuk dicatat bahwa program olahraga dalam panduan pemulihan jantung akan selalu disesuaikan dengan fase rehabilitasi yang sedang dijalani dan kondisi spesifik pasien. Memulai latihan dengan bimbingan profesional di Fase 2 program rehabilitasi jantung sangat direkomendasikan karena menyediakan lingkungan yang aman untuk mulai mendorong batas fisik secara terkontrol.
Pilihan Olahraga Ringan untuk Tahap Awal Pemulihan
Setelah melewati fase akut di rumah sakit dan mendapatkan izin dari dokter, Anda bisa mulai mempertimbangkan olahraga aman pasca serangan jantung di tahap awal pemulihan. Prinsip utamanya adalah memulai dengan intensitas sangat ringan dan memilih aktivitas yang tidak memberikan beban berlebihan pada jantung.
Salah satu bentuk latihan fisik yang paling direkomendasikan untuk tahap awal adalah **jalan kaki**. Aktivitas ini sangat mudah diakses, tidak memerlukan peralatan khusus, dan dapat disesuaikan sepenuhnya dengan tingkat kebugaran individu. Anda dapat memulainya dengan sesi berjalan kaki yang sangat singkat, bahkan di dalam rumah atau di sekitar pekarangan. Durasi awal yang umum direkomendasikan seringkali hanya 5-10 menit per sesi, dilakukan 2-3 kali sehari. Pada tahap ini, frekuensi lebih penting daripada durasi atau intensitas. Tujuannya adalah berjalan dengan kecepatan yang terasa sangat ringan, di mana Anda masih sepenuhnya mampu berbicara dalam kalimat penuh tanpa terengah-engah.
Selain jalan kaki, beberapa jenis olahraga ringan lain yang mungkin direkomendasikan pada tahap awal (setelah berkonsultasi dengan dokter atau terapis rehabilitasi jantung) meliputi:
- Bersepeda statis dengan resistensi minimal: Jika cuaca tidak mendukung untuk aktivitas di luar, bersepeda statis bisa menjadi alternatif yang baik. Atur resistensi pada tingkat paling rendah dan pastikan posisi duduk nyaman serta gerakan mengayuh stabil.
- Latihan peregangan lembut: Peregangan ringan dapat membantu menjaga kelenturan otot dan mengurangi kekakuan. Lakukan setiap gerakan perlahan dan hindari menahan napas. Fokus pada peregangan otot-otot besar seperti di kaki, lengan, dan punggung.
- Latihan pernapasan: Meskipun seringkali tidak dianggap sebagai olahraga konvensional, latihan pernapasan dalam yang diajarkan dalam program rehabilitasi sangat penting untuk meningkatkan kapasitas paru-paru dan membantu relaksasi.
- Senam jantung ringan: Dalam program rehabilitasi jantung, terkadang diajarkan gerakan senam spesifik yang dirancang untuk pasien pasca serangan jantung. Gerakan ini biasanya sangat ringan, melibatkan koordinasi sederhana, dan bertujuan meningkatkan sirkulasi tanpa membebani jantung. Contohnya termasuk gerakan lengan dan kaki sederhana yang dapat dilakukan sambil duduk atau berdiri.
Esensi dari tahap awal ini adalah untuk membangun kembali kepercayaan diri dalam bergerak, meningkatkan sirkulasi darah, dan membiasakan tubuh untuk kembali aktif tanpa menimbulkan stres berlebihan pada jantung. Ingatlah, setiap langkah kecil sangat berarti dalam panduan olahraga pemulihan jantung ini.
Meningkatkan Latihan Fisik Setelah Serangan Jantung Secara Bertahap
Setelah beberapa waktu (umumnya beberapa minggu) dan merasa lebih nyaman dengan tingkat aktivitas awal, langkah selanjutnya adalah meningkatkan latihan fisik setelah serangan jantung secara bertahap. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati dan perlahan, selalu mendengarkan respons tubuh Anda. Idealnya, peningkatan ini dilakukan di bawah bimbingan profesional dalam program rehabilitasi jantung.
Prinsip utama dalam meningkatkan latihan adalah **progresivitas**. Jangan terburu-buru. Kenaikan harus dilakukan secara inkremental, baik itu dalam hal durasi, frekuensi, maupun intensitas.
Berikut adalah panduan umum untuk meningkatkan latihan fisik setelah serangan jantung:
- Utamakan Peningkatan Durasi: Pada mulanya, fokuslah untuk menambah durasi setiap sesi olahraga sebelum meningkatkan kecepatannya. Misalnya, jika Anda mulai dengan berjalan 10 menit, coba tingkatkan menjadi 12-15 menit pada minggu berikutnya, lalu terus bertambah secara bertahap. Targetkan untuk mencapai durasi total 30 menit atau lebih per sesi, lima kali seminggu, sesuai rekomendasi pedoman kesehatan jantung.
- Setelah Durasi Stabil, Tingkatkan Intensitas: Setelah Anda mampu berolahraga selama 30 menit atau lebih dengan nyaman, barulah Anda dapat mulai sedikit meningkatkan intensitasnya. Untuk jalan kaki, ini berarti berjalan sedikit lebih cepat. Untuk bersepeda statis, naikkan sedikit tingkat resistensinya. Cara mudah untuk mengukur intensitas adalah dengan "uji bicara": Anda harus masih bisa berbicara dalam kalimat penuh, meskipun mungkin tidak bisa bernyanyi. Jika Anda terengah-engah sehingga sulit berbicara, intensitasnya terlalu tinggi.
- Perhatikan Frekuensi: Usahakan untuk berolahraga secara teratur, hampir setiap hari. Lima hari seminggu seringkali menjadi target yang realistis dan memberikan manfaat optimal. Ingatlah bahwa konsistensi jauh lebih penting daripada melakukan latihan yang sangat intens sesekali.
- Manfaatkan Skala Persepsi Upaya (Rate of Perceived Exertion - RPE): Skala RPE adalah cara subjektif untuk mengukur seberapa keras Anda merasa tubuh Anda bekerja, biasanya berkisar dari 6 (tidak ada upaya sama sekali) hingga 20 (upaya maksimal). Bagi pasien jantung, targetkan RPE antara 11-14, yang terasa "ringan" hingga "agak sulit". Mempelajari cara menilai RPE pribadi Anda sangat membantu.
- Tambahkan Variasi: Seiring waktu, Anda bisa memperkenalkan variasi pada latihan fisik setelah serangan jantung, misalnya dengan berjalan di jalur yang sedikit menanjak, atau mencoba aktivitas lain seperti berenang (setelah pulih sepenuhnya dan diizinkan oleh dokter). Latihan kekuatan ringan juga dapat dimasukkan ke dalam rutinitas Anda, sebaiknya di bawah pengawasan, untuk membangun massa otot yang penting bagi metabolisme dan fungsi fisik secara keseluruhan.
Penting untuk diingat bahwa setiap peningkatan harus terasa nyaman dan tidak memicu gejala yang mengkhawatirkan. Progres dalam panduan olahraga pemulihan jantung sangat bersifat individual. Hindari membandingkan kemajuan Anda dengan orang lain; fokuslah pada kemajuan pribadi Anda.
Mengenali Tanda Bahaya Selama Berolahraga bagi Pasien Jantung
Kemampuan mengenali dan merespons tanda bahaya saat olahraga pasien jantung merupakan salah satu aspek terpenting dari latihan fisik yang aman. Mengetahui gejala apa saja yang memerlukan perhatian medis segera dapat membantu mencegah komplikasi serius dan memastikan bahwa Anda tetap berolahraga dalam batas aman yang direkomendasikan dokter.
Beberapa tanda bahaya saat olahraga pasien jantung yang memerlukan tindakan segera meliputi:
- Nyeri atau Ketidaknyamanan Dada: Gejala ini dapat muncul sebagai tekanan, sesak, rasa terbakar, atau nyeri di area dada, lengan, leher, rahang, atau punggung. Nyeri ini bisa muncul saat berolahraga dan mereda saat istirahat (angina), atau bisa juga menetap. Ini adalah gejala paling serius dan tidak boleh diabaikan sama sekali.
- Sesak Napas yang Tidak Wajar: Merasa sedikit terengah-engah saat berolahraga, terutama saat intensitas meningkat, adalah hal normal. Namun, sesak napas yang luar biasa, parah, atau tidak membaik dengan cepat setelah berhenti beraktivitas merupakan tanda bahaya serius. Jika Anda merasa sangat terengah-engah sampai sulit berbicara, segera hentikan latihan.
- Pusing atau Sakit Kepala Ringan (Lightheadedness): Merasa pusing, lemas, goyang, atau seperti akan pingsan saat atau setelah berolahraga bisa mengindikasikan bahwa jantung atau tekanan darah tidak merespons latihan dengan baik.
- Palpitasi atau Irama Jantung Tidak Teratur: Merasa detak jantung sangat cepat (palpitasi), berdebar kencang, atau adanya sensasi denyut yang 'hilang' bisa menjadi tanda adanya gangguan irama jantung yang memerlukan evaluasi medis.
- Mual: Walaupun tidak selalu terjadi, mual yang muncul saat berolahraga bisa menjadi gejala masalah jantung pada beberapa individu.
- Berkeringat Dingin: Keringat berlebihan, terutama keringat dingin yang muncul tanpa sebab jelas yang berhubungan dengan intensitas latihan atau suhu lingkungan, bisa menjadi tanda peringatan.
- Nyeri atau Kram pada Kaki Saat Berjalan (Klaudikasio): Nyeri ini biasanya muncul di otot kaki saat berjalan dan mereda dengan istirahat. Gejala ini bisa menjadi tanda penyakit arteri perifer, kondisi yang seringkali terkait dengan penyakit jantung koroner.
Jika Anda mengalami salah satu tanda bahaya saat olahraga pasien jantung ini, segera hentikan semua aktivitas. Duduk atau berbaring jika Anda merasa pusing. Jika gejalanya (terutama nyeri dada atau sesak napas parah) tidak mereda dalam beberapa menit setelah istirahat atau justru memburuk, segera cari bantuan medis darurat. Penting untuk selalu membawa kartu identitas, nomor telepon darurat, dan daftar obat-obatan Anda saat berolahraga di luar rumah.
Memahami bahwa tanda bahaya ini adalah sinyal penting dari tubuh Anda adalah kunci. Mengabaikannya bisa memiliki konsekuensi fatal.
Urgensi Konsultasi Dokter Sebelum Memulai Olahraga Pasca Serangan Jantung
Sebelum memulai jenis latihan fisik setelah serangan jantung apa pun, bahkan yang paling ringan sekalipun, konsultasi dokter sebelum olahraga pasca serangan jantung adalah langkah mutlak yang tidak bisa ditawar. Dokter spesialis jantung Anda adalah pihak yang paling kompeten untuk menilai kondisi kesehatan spesifik Anda pasca serangan jantung dan memberikan rekomendasi latihan yang aman serta personal.
Setiap pasien memiliki profil kesehatan jantung yang unik. Tingkat keparahan serangan, kondisi arteri, fungsi jantung saat ini, dan kemungkinan adanya kondisi medis lain (komorbiditas) semuanya memengaruhi kemampuan dan toleransi tubuh terhadap olahraga. Berdasarkan riwayat medis lengkap, pemeriksaan fisik terkini, dan hasil berbagai tes diagnostik (seperti EKG, ekokardiogram, atau uji latih jantung jika diperlukan), dokter dapat menentukan:
- Jenis aktivitas fisik yang aman untuk Anda mulai.
- Rentang intensitas maksimum yang aman pada tahap ini.
- Durasi dan frekuensi latihan yang direkomendasikan setiap minggunya.
- Gejala spesifik yang perlu Anda waspadai berdasarkan kondisi personal Anda.
- Dampak obat-obatan yang Anda konsumsi terhadap respons tubuh saat berolahraga.
Seringkali, dokter akan sangat merekomendasikan untuk berpartisipasi dalam program rehabilitasi jantung yang diawasi. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, program ini sangat bernilai karena Anda berolahraga dalam lingkungan yang aman di bawah pengawasan profesional kesehatan yang memantau respons fisiologis tubuh Anda terhadap latihan. Mereka juga dapat memberikan panduan praktis mengenai teknik latihan yang benar, cara meningkatkan latihan fisik setelah serangan jantung secara progresif, dan cara mengenali tanda bahaya saat olahraga pasien jantung secara dini.
Jangan pernah mengasumsikan bahwa apa yang aman untuk satu pasien jantung juga aman untuk Anda. Konsultasi dokter sebelum olahraga pasca serangan jantung adalah fondasi utama dari setiap panduan pemulihan jantung yang aman dan efektif. Langkah ini memastikan bahwa program latihan Anda disesuaikan secara tepat dengan kebutuhan, kemampuan, dan keterbatasan spesifik Anda, sehingga memaksimalkan manfaat sambil meminimalkan risiko. Jika Anda memiliki keraguan sekecil apa pun mengenai jenis atau intensitas olahraga, selalu prioritaskan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu.
Tips Tambahan untuk Olahraga yang Aman dan Konsisten
Selain panduan dasar mengenai jenis, intensitas, dan pentingnya pengawasan medis, ada beberapa tips tambahan yang dapat membantu Anda menjalani olahraga aman pasca serangan jantung dengan lebih nyaman dan berhasil menjadikannya kebiasaan jangka panjang:
- Lakukan Pemanasan dan Pendinginan: Selalu mulai sesi olahraga Anda dengan 5-10 menit pemanasan ringan (misalnya, berjalan di tempat atau gerakan lengan lembut) dan akhiri dengan 5-10 menit pendinginan (berjalan perlahan dan peregangan lembut). Pemanasan mempersiapkan tubuh secara bertahap untuk aktivitas, sementara pendinginan membantu tubuh kembali ke kondisi istirahat secara aman.
- Jaga Hidrasi: Pastikan Anda terhidrasi dengan baik sebelum, selama, dan setelah berolahraga, terutama jika cuaca panas atau lembap. Air putih adalah pilihan terbaik.
- Pilih Waktu yang Tepat: Hindari berolahraga segera setelah makan besar atau saat cuaca ekstrem (terlalu panas, terlalu dingin, atau sangat lembap). Pagi hari atau sore hari seringkali merupakan waktu yang lebih ideal.
- Gunakan Pakaian dan Sepatu yang Sesuai: Kenakan pakaian yang longgar, nyaman, dan menyerap keringat, serta sepatu yang mendukung kaki dengan baik untuk mencegah cedera dan memberikan kenyamanan saat bergerak.
- Selalu Bawa Identitas dan Info Medis: Saat berolahraga di luar rumah, pastikan Anda membawa kartu identitas, kontak darurat, serta informasi penting mengenai kondisi medis dan obat-obatan yang Anda konsumsi.
- Jangan Berolahraga Saat Sakit: Jika Anda merasa tidak enak badan, demam, atau mengalami gejala flu, tunda sesi olahraga Anda hingga kondisi tubuh membaik sepenuhnya.
- Temukan Aktivitas yang Menyenangkan: Pilih jenis olahraga yang Anda nikmati. Hal ini akan mempermudah Anda untuk tetap termotivasi dan menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup jangka panjang. Jika berjalan kaki terasa membosankan, diskusikan dengan dokter atau terapis rehabilitasi mengenai pilihan aktivitas lain yang aman untuk Anda.
- Pertimbangkan Berolahraga Bersama: Berolahraga dengan teman, anggota keluarga, atau bergabung dengan kelompok olahraga dapat memberikan dukungan, motivasi ekstra, dan rasa aman.
- Pantau Respons Tubuh Anda: Selain mengenali tanda bahaya yang jelas, perhatikan bagaimana perasaan tubuh Anda secara keseluruhan selama dan setelah olahraga. Apakah Anda merasa kelelahan yang tidak proporsional? Apakah ada nyeri atau ketidaknyamanan yang tidak biasa? Pelajari untuk membedakan antara kelelahan otot yang normal setelah latihan dan gejala yang mengkhawatirkan terkait jantung.
Mengintegrasikan olahraga aman pasca serangan jantung ke dalam rutinitas harian memang membutuhkan disiplin dan komitmen, tetapi manfaat jangka panjangnya bagi kesehatan dan kualitas hidup Anda sangatlah besar.
Kesimpulan
Perjalanan pemulihan setelah serangan jantung memang merupakan tantangan, namun dengan mengikuti panduan olahraga pemulihan jantung yang tepat, Anda memiliki potensi besar untuk kembali membangun kekuatan, stamina, dan meraih kualitas hidup yang lebih baik. Olahraga teratur adalah salah satu intervensi paling efektif yang dapat Anda lakukan untuk memperkuat jantung, meningkatkan kesehatan umum, dan secara signifikan mengurangi risiko serangan di masa depan.
Kunci utama adalah memulai latihan fisik setelah serangan jantung secara bertahap, dimulai dari aktivitas ringan yang aman seperti jalan kaki. Secara progresif, tingkatkan durasi, frekuensi, dan intensitas latihan Anda, sambil selalu waspada terhadap sinyal yang diberikan tubuh. Yang terpenting, jangan pernah mengabaikan konsultasi dokter sebelum olahraga pasca serangan jantung dan sangat disarankan untuk bergabung dengan program rehabilitasi jantung yang diawasi. Pelajari cara mengenali tanda bahaya saat olahraga pasien jantung dan jangan ragu sedikit pun untuk segera menghentikan aktivitas serta mencari bantuan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Dengan kesabaran, ketekunan, dan dukungan medis yang tepat, Anda sepenuhnya mampu melanjutkan kehidupan yang aktif dan sehat setelah serangan jantung. Jangan biarkan rasa takut menghalangi Anda; ambil kendali atas proses pemulihan Anda, satu langkah, satu napas, dan satu gerakan pada satu waktu. Masa depan yang lebih sehat dan aktif menanti.
Untuk mendapatkan panduan yang lebih personal dan mendalam mengenai program rehabilitasi jantung serta jenis latihan fisik setelah serangan jantung yang paling sesuai dengan kondisi spesifik Anda, sangat penting untuk berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis jantung. Jika Anda memiliki kesulitan akses untuk konsultasi tatap muka, platform digital yang menyediakan layanan konsultasi dokter jantung secara online, seperti Jantungku, dapat menjadi alternatif awal yang membantu untuk mendapatkan informasi dan saran dari profesional medis. Pelajari lebih lanjut tentang bagaimana Anda bisa mendapatkan dukungan untuk menjaga kesehatan jantung Anda.
Referensi
- World Health Organization (WHO). (2020). WHO Guidelines on physical activity and sedentary behaviour: For all ages, populations and settings. https://www.who.int/publications/i/item/9789240015128
- American Heart Association (AHA). (n.d.). Cardiac Rehabilitation. https://www.heart.org/en/health-topics/cardiac-rehab
- Mayo Clinic. (2023). Cardiac rehab: Keys to exercise recovery. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-rehab/art-20047845
- National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI). (2022). Cardiac Rehabilitation. https://www.nhlbi.nih.gov/health/cardiac-rehab
- Cleveland Clinic. (2022). Exercise After a Heart Attack. https://health.clevelandclinic.org/exercise-after-heart-attack
Tanggapan (0 )