Menjaga kesehatan mulut seringkali hanya dianggap sebatas untuk mendapatkan senyum yang indah atau napas segar. Namun, kesehatan mulut ternyata memiliki hubungan yang jauh lebih dalam dan signifikan dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk organ vital seperti jantung. Banyak dari kita mungkin tidak menyadari bahwa masalah umum seperti radang gusi atau penyakit periodontal yang tidak diobati bisa menjadi faktor risiko tersembunyi yang berkontribusi pada masalah kardiovaskular. Artikel ini akan mengupas tuntas bagaimana kondisi di dalam mulut Anda bisa memengaruhi jantung Anda dan mengapa merawat gusi sama pentingnya dengan menjaga pola makan atau berolahraga untuk kesehatan jantung.
Apa itu Penyakit Periodontal (Penyakit Gusi)?
Sebelum menyelami hubungan antara gusi dan jantung, penting untuk memahami apa sebenarnya penyakit periodontal itu. Secara sederhana, penyakit periodontal adalah infeksi kronis yang menyerang jaringan pendukung gigi Anda, yaitu gusi, tulang rahang, sementum (lapisan pada akar gigi), dan ligamen periodontal (serat yang menahan gigi di tempatnya). Penyakit ini disebabkan oleh penumpukan plak, lapisan lengket yang terdiri dari bakteri, yang terbentuk secara terus-menerus di permukaan gigi, terutama di garis gusi.
Penyakit ini berkembang secara bertahap, dimulai dari tahap yang lebih ringan yang sering disebut gingivitis, kemudian jika tidak ditangani, bisa berkembang menjadi tahap yang lebih serius yaitu periodontitis.
Baca juga: Pentingnya Kesehatan Gigi Cegah Penyakit Jantung Anda
Gingivitis (Radang Gusi Tahap Awal)
Gingivitis adalah bentuk paling awal dari penyakit periodontal. Pada tahap ini, peradangan hanya terbatas pada jaringan gusi. Penyebab utamanya adalah iritasi akibat racun yang dikeluarkan oleh bakteri dalam plak gigi. Gejala umum gingivitis meliputi:
- Gusi berwarna merah cerah atau keunguan.
- Gusi bengkak atau lunak saat disentuh.
- Gusi berdarah saat menyikat gigi, flossing, atau bahkan saat makan.
- Bau napas tidak sedap yang persisten meskipun sudah menyikat gigi.
Kabar baiknya, gingivitis bersifat reversibel. Dengan menjaga kebersihan mulut yang baik secara konsisten (menyikat gigi dan flossing secara teratur) dan melakukan pembersihan profesional oleh dokter gigi, peradangan pada tahap ini dapat diatasi dan kesehatan gusi dapat pulih sepenuhnya.
Periodontitis (Penyakit Gusi Tahap Lanjut)
Jika gingivitis dibiarkan tanpa penanganan, peradangan akan terus berlanjut dan menyebar dari gusi ke struktur pendukung gigi yang lebih dalam. Inilah yang disebut periodontitis. Pada tahap ini, bakteri dan respons peradangan tubuh mulai merusak tulang dan ligamen yang menahan gigi. Kerusakan ini menciptakan kantong atau celah di bawah garis gusi, yang menjadi tempat ideal bagi bakteri untuk berkembang biak.
Periodontitis jauh lebih serius karena kerusakan pada tulang dan jaringan pendukung gigi bersifat irreversibel. Artinya, jaringan yang hilang tidak dapat tumbuh kembali secara alami. Jika tidak diobati, periodontitis dapat menyebabkan gigi goyang, berpindah tempat, dan akhirnya tanggal. Selain gejala gingivitis yang memburuk, gejala periodontitis dapat meliputi:
- Gusi yang surut, membuat gigi terlihat lebih panjang dari biasanya.
- Ada celah baru yang muncul di antara gigi.
- Perubahan pada cara gigi bertemu saat menggigit.
- Gigi goyang atau tanggal.
- Bau napas yang sangat tidak sedap atau rasa tidak enak di mulut.
- Munculnya nanah dari gusi di sekitar gigi.
Baik gingivitis maupun periodontitis berakar pada keberadaan bakteri dalam plak gigi. Bakteri inilah yang memicu respons peradangan di jaringan gusi. Jika peradangan ini terus-menerus terjadi dalam jangka waktu lama, dampaknya tidak hanya terbatas pada mulut.
Mekanisme Hubungan: Bagaimana Bakteri dan Peradangan dari Gusi Mempengaruhi Jantung?
Ini adalah bagian terpenting dalam memahami hubungan antara kesehatan mulut dan jantung. Mekanisme yang menghubungkan kedua kondisi ini cukup kompleks dan melibatkan beberapa jalur, tetapi inti dari hubungan ini adalah bakteri dan respons peradangan yang dihasilkan oleh tubuh.
Bakteri Masuk ke Aliran Darah
Luka atau ulserasi kecil pada jaringan gusi yang meradang, terutama yang terjadi pada gingivitis dan periodontitis, menyediakan pintu masuk bagi bakteri yang hidup di dalam plak gigi dan kantong periodontal. Setiap kali seseorang dengan gingivitis atau periodontitis menyikat gigi, flossing, mengunyah, atau bahkan hanya berbicara, ada potensi sejumlah besar bakteri mulut dilepaskan ke dalam aliran darah (sirkulasi sistemik). Kondisi ini disebut bakteremia.
Bayangkan gusi yang meradang dan sering berdarah sebagai area luka terbuka di dalam mulut. Area ini kaya akan pembuluh darah kecil. Ketika ada luka dan bakteri dalam jumlah besar di sekitarnya, bakteri ini dapat dengan mudah melewati barrier jaringan yang rusak dan memasuki kapiler-kapiler darah, kemudian terbawa oleh aliran darah ke seluruh tubuh.
Beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan pada penyakit periodontal, seperti Porphyromonas gingivalis, Tannerella forsythia, dan Treponema denticola (yang sering disebut “red complex” dalam penelitian periodontologi karena hubungannya dengan periodontitis parah), telah diidentifikasi dalam plak aterosklerotik (plak yang menyumbat arteri) pada pasien dengan penyakit jantung. Keberadaan bakteri spesifik ini di lokasi yang jauh dari mulut sangat mendukung teori bahwa bakteri dari mulut dapat bermigrasi melalui aliran darah.
Peradangan Sistemik: Respons Tubuh yang Merusak
Begitu bakteri dari mulut memasuki aliran darah, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi. Tubuh mengenali bakteri ini sebagai patogen asing dan memicu respons peradangan untuk mencoba melawannya. Namun, ketika bakteri terus-menerus dilepaskan dari gusi yang kronis meradang, respons peradangan ini menjadi kronis dan sistemik (menyeluruh di seluruh tubuh).
Peradangan kronis adalah respons tubuh yang kompleks yang melibatkan pelepasan berbagai molekul pro-inflamasi ke dalam sirkulasi. Molekul-molekul ini termasuk sitokin (seperti TNF-α, IL-1β, IL-6) dan protein fase akut (seperti C-reactive protein/CRP). CRP, khususnya, telah lama dikenal sebagai penanda peradangan sistemik dan merupakan faktor risiko independen yang kuat untuk penyakit jantung.
Baca juga: Tes Darah CRP Mengukur Peradangan Kenali Hasilnya
Jadi, peradangan sistemik akibat penyakit gusi bukan hanya peradangan di mulut, tetapi peradangan yang menyebar ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Ini seperti api kecil yang terus-menerus membakar di berbagai bagian tubuh.
Dampak pada Pembuluh Darah dan Jantung
Peradangan sistemik yang dipicu oleh bakteri dan peradangan dari gusi memiliki dampak kesehatan mulut pada tubuh yang signifikan, terutama pada sistem kardiovaskular. Peradangan kronis merusak lapisan dalam pembuluh darah (endotelium). Endotelium yang rusak menjadi lebih rentan terhadap penumpukan plak aterosklerotik.
Proses aterosklerosis adalah penumpukan lemak, kolesterol, kalsium, dan zat-zat lain di dinding arteri, membentuk plak yang mengeras dan mempersempit arteri. Peradangan memainkan peran kunci dalam setiap tahap pembentukan plak aterosklerotik, mulai dari inisiasi, perkembangan, hingga destabilisasi plak.
- Menarik sel-sel kekebalan (seperti monosit dan makrofag) ke dinding arteri.
- Mempromosikan penyerapan kolesterol LDL (“kolesterol jahat”) oleh sel-sel di dinding arteri.
- Merangsang proliferasi sel-sel otot polos di dinding arteri.
- Menyebabkan plak yang sudah ada menjadi tidak stabil dan rentan pecah.
Pecahnya plak aterosklerotik dapat memicu pembentukan bekuan darah yang menyumbat aliran darah ke jantung atau otak, menyebabkan serangan jantung (infark miokard) atau stroke (serangan otak). Oleh karena itu, peradangan kronis dari gusi dapat secara langsung mempercepat proses aterosklerosis dan meningkatkan risiko penyakit periodontal sebagai faktor risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
Selain aterosklerosis, ada dugaan bahwa bakteri mulut atau respons peradangan juga dapat berkontribusi pada kondisi kardiovaskular lain, seperti endokarditis infektif (infeksi pada katup jantung) pada individu yang rentan, meskipun mekanisme ini sedikit berbeda dari hubungan dengan aterosklerosis.
Baca juga: Endokarditis: Infeksi Serius pada Jantung, Gejala, Penyebab, Pengobatan & Pencegahan
Faktor Risiko Bersama: Mengapa Penyakit Gusi dan Jantung Sering Muncul Bersamaan?
Menariknya, penyakit periodontal dan penyakit jantung memiliki banyak faktor risiko yang tumpang tindih. Artinya, jika seseorang memiliki salah satu faktor risiko ini, kemungkinan dia berisiko lebih tinggi untuk menderita kedua kondisi tersebut. Memahami faktor risiko bersama ini semakin memperkuat hubungan penyakit gusi dan jantung.
Merokok
Merokok adalah salah satu faktor risiko terkuat dan paling signifikan untuk kedua penyakit ini. Bahan kimia beracun dalam asap rokok merusak jaringan gusi dan pembuluh darah di seluruh tubuh. Merokok mengurangi aliran darah ke gusi, menghambat penyembuhan, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi bakteri di mulut. Pada saat yang sama, merokok secara dramatis meningkatkan risiko aterosklerosis dan penyakit jantung.
Diabetes Mellitus
Orang dengan diabetes, terutama yang gula darahnya tidak terkontrol dengan baik, memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi, termasuk infeksi pada gusi. Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah kecil di gusi, mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi. Diabetes juga memicu peradangan di seluruh tubuh, yang dapat memperburuk kondisi gusi dan jantung secara bersamaan. Penyakit gusi yang parah bahkan dapat membuat pengelolaan gula darah pada penderita diabetes menjadi lebih sulit.
Stres
Stres kronis dapat memengaruhi kesehatan mulut dan jantung. Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi, termasuk penyakit gusi. Stres juga dapat menyebabkan kebiasaan buruk seperti merokok, pola makan tidak sehat, atau mengabaikan kebersihan mulut, yang semuanya meningkatkan risiko kedua kondisi tersebut. Selain itu, stres secara langsung dapat memengaruhi sistem kardiovaskular dengan meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung.
Pola Makan Tidak Sehat
Pola makan tinggi gula dan karbohidrat olahan tidak hanya buruk untuk pinggang dan jantung, tetapi juga menyediakan ‘makanan’ bagi bakteri jahat di mulut, yang menyebabkan penumpukan plak dan risiko penyakit gusi yang lebih tinggi. Pola makan tinggi lemak jenuh dan kolesterol juga berkontribusi pada aterosklerosis. Kurangnya asupan nutrisi penting, terutama vitamin C, juga dapat memengaruhi kesehatan gusi dan kemampuan penyembuhan tubuh.
Genetik/Riwayat Keluarga
Kerentanan terhadap penyakit periodontal dan penyakit jantung juga dapat diwariskan dalam keluarga. Jika ada riwayat keluarga dengan penyakit gusi yang parah atau penyakit jantung, seseorang mungkin memiliki kecenderungan genetik yang membuatnya lebih rentan terhadap salah satu atau kedua kondisi tersebut.
Melihat daftar faktor risiko bersama ini, menjadi jelas bahwa menjaga kesehatan secara menyeluruh—termasuk berhenti merokok, mengelola diabetes, mengurangi stres, dan makan sehat—akan memberikan manfaat ganda: meningkatkan kesehatan gusi DAN kesehatan jantung.
Tanda dan Gejala Penyakit Gusi yang Perlu Diwaspadai
Penyakit gusi seringkali berkembang perlahan dan tanpa rasa sakit yang signifikan, terutama pada tahap awal. Ini membuat banyak orang tidak menyadari bahwa mereka menderita kondisi ini sampai penyakitnya sudah mencapai tahap lanjut. Mengenali tanda-tanda awal radang gusi sangat penting untuk pencegahan dan penanganan dini, demi kesehatan mulut dan tubuh Anda.
Tanda Awal Gingivitis
Gejala gingivitis cenderung ringan dan seringkali diabaikan. Namun, jika Anda memperhatikan hal-hal berikut, segeralah berkonsultasi dengan dokter gigi:
- Gusi berdarah: Ini adalah tanda peringatan paling umum dan seringkali pertama yang muncul. Gusi sehat seharusnya tidak berdarah saat Anda menyikat gigi atau menggunakan benang gigi (flossing). Sedikit darah pun menandakan adanya peradangan.
- Perubahan warna gusi: Gusi yang sehat berwarna merah muda pucat dan melekat erat pada gigi. Pada gingivitis, gusi bisa menjadi merah cerah, merah tua, atau keunguan.
- Gusi bengkak atau lunak: Gusi yang meradang mungkin terlihat menggembung atau bengkak, dan terasa lunak atau nyeri saat disentuh.
- Bau napas tidak sedap yang persisten: Bakteri yang menumpuk di mulut menghasilkan senyawa belerang yang berbau busuk. Jika bau napas Anda tidak kunjung hilang meskipun sudah menyikat gigi, ini bisa menjadi tanda penyakit gusi.
Gejala Lanjut Periodontitis
Jika gingivitis dibiarkan, peradangan akan merusak jaringan pendukung gigi, menyebabkan gejala yang lebih parah. Ini adalah tanda-tanda penyakit periodontal tahap lanjut yang menunjukkan kerusakan yang mungkin permanen:
- Gusi yang surut: Gusi mulai ‘menarik diri’ dari gigi, membuat gigi terlihat lebih panjang. Akar gigi mungkin terekspos, menyebabkan sensitivitas terhadap panas dan dingin.
- Ada celah baru di antara gigi: Kerusakan pada tulang dan ligamen dapat menyebabkan gigi bergerak sedikit, menciptakan celah yang sebelumnya tidak ada.
- Perubahan pada cara gigi bertemu saat menggigit: Pergeseran gigi atau kerusakan tulang dapat memengaruhi gigitan Anda.
- Gigi goyang atau tanggal: Ini adalah tanda periodontitis parah. Gigi kehilangan penyangga tulang dan ligamen, membuatnya menjadi goyang dan pada akhirnya bisa tanggal sendiri.
- Munculnya nanah dari gusi: Infeksi aktif pada kantong periodontal dapat menyebabkan keluarnya nanah dari garis gusi.
Jika Anda mengalami salah satu atau lebih dari gejala-gejala ini, sangat penting untuk segera mencari bantuan profesional dari dokter gigi. Penanganan dini dapat mencegah progres penyakit periodontal dan mengurangi risiko komplikasi kesehatan lainnya, termasuk masalah jantung.
Langkah Pencegahan dan Penanganan: Menjaga Kesehatan Gusi untuk Jantung
Kabar baiknya adalah penyakit periodontal sebagian besar dapat dicegah dan ditangani, terutama jika terdeteksi pada tahap awal. Menjaga kesehatan mulut dan jantung Anda secara bersamaan adalah tujuan yang sangat mungkin dicapai dengan menerapkan kebiasaan yang benar.
Pencegahan Primer (Di Rumah)
Fondasi dari cara menjaga kesehatan gusi ada pada kebersihan mulut yang konsisten dan efektif di rumah:
- Menyikat gigi dua kali sehari: Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Pastikan Anda menyikat semua permukaan gigi dan membersihkan area di sekitar garis gusi dengan lembut. Menyikat terlalu keras justru bisa merusak gusi.
- Flossing setiap hari: Flossing (menggunakan benang gigi) adalah satu-satunya cara efektif untuk membersihkan sisa makanan dan plak dari sela-sela gigi dan di bawah garis gusi, area yang tidak terjangkau oleh sikat gigi. Ini adalah langkah krusial dalam pencegahan penyakit gusi untuk jantung.
- Menggunakan obat kumur: Dokter gigi mungkin merekomendasikan obat kumur terapeutik (bukan hanya kosmetik) untuk membantu mengontrol plak dan gingivitis, terutama jika Anda memiliki faktor risiko tertentu atau sulit membersihkan area tertentu.
- Pola makan sehat dan membatasi gula: Kurangi asupan makanan dan minuman manis serta berpati yang bisa menjadi ‘bahan bakar’ bagi bakteri plak. Perbanyak konsumsi buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak yang baik untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.
- Berhenti merokok: Jika Anda perokok, berhenti merokok adalah langkah terbaik yang bisa Anda ambil untuk kesehatan gusi dan jantung Anda. Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan dukungan dalam berhenti merokok.
- Mengelola diabetes dan kondisi kronis lainnya: Jika Anda menderita diabetes atau kondisi lain yang memengaruhi sistem kekebalan atau peradangan, pastikan Anda mengelola kondisi tersebut dengan baik sesuai anjuran dokter Anda. Kontrol gula darah yang stabil pada penderita diabetes sangat penting untuk mencegah penyakit gusi.
Pencegahan dan Penanganan Profesional (Di Klinik Gigi)
Perawatan di rumah harus dilengkapi dengan perawatan profesional dari dokter gigi:
- Pemeriksaan gigi rutin: Kunjungi dokter gigi secara rutin sesuai anjuran (biasanya setiap 6 bulan). Dokter gigi dapat mendeteksi tanda-tanda awal penyakit gusi yang mungkin tidak Anda sadari dan memberikan penanganan sebelum kondisinya memburuk.
- Pembersihan karang gigi (scaling): Plak yang tidak dibersihkan akan mengeras menjadi karang gigi (tartar), yang tidak bisa dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Dokter gigi atau higienis gigi akan melakukan scaling untuk membersihkan karang gigi baik di atas maupun di bawah garis gusi.
- Penanganan lanjut untuk periodontitis: Jika Anda sudah menderita periodontitis, dokter gigi mungkin merekomendasikan prosedur yang lebih dalam seperti root planing (membersihkan permukaan akar gigi dari karang dan bakteri), atau bahkan prosedur bedah seperti operasi flap, cangkok tulang, atau cangkok jaringan gusi untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Penanganan periodontitis yang efektif dapat membantu mengontrol infeksi dan peradangan, yang pada gilirannya dapat mengurangi peradangan sistemik.
Kolaborasi antara pasien, dokter gigi, dan dokter umum (atau spesialis jantung jika diperlukan) sangat penting dalam mengelola faktor risiko bersama dan memastikan bahwa baik kesehatan mulut maupun kesehatan jantung mendapatkan perhatian yang diperlukan.
Kesimpulan: Kesehatan Mulut Adalah Gerbang Kesehatan Tubuh
Hubungan antara penyakit periodontal dan penyakit jantung bukanlah kebetulan semata. Mekanisme peradangan dan penyebaran bakteri dari gusi yang meradang ke seluruh tubuh, terutama melalui aliran darah, memberikan penjelasan ilmiah mengapa kondisi di mulut Anda memiliki dampak kesehatan mulut pada tubuh yang begitu luas, termasuk meningkatkan risiko penyakit periodontal terhadap kesehatan kardiovaskular.
Memahami hubungan penyakit gusi dan jantung ini menekankan kembali pentingnya tidak mengabaikan kesehatan mulut. Gusi yang berdarah saat menyikat gigi bukanlah hal sepele yang bisa diabaikan; itu adalah tanda peradangan yang memerlukan perhatian. Menjaga kesehatan mulut dan jantung adalah dua sisi dari mata uang yang sama, yaitu kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Jangan menunggu sampai gejala memburuk. Jika Anda memiliki tanda-tanda radang gusi atau khawatir tentang risiko penyakit periodontal, segera konsultasikan dengan dokter gigi Anda. Begitu pula, jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung atau faktor risiko kardiovaskular, beri tahu dokter Anda tentang kondisi kesehatan mulut Anda, dan sebaliknya. Kerjasama antara dokter gigi dan dokter umum (atau spesialis jantung) sangat krusial untuk penanganan komprehensif.
Mulai terapkan kebiasaan kebersihan mulut yang baik hari ini. Ini adalah investasi kecil yang bisa memberikan dividen besar untuk kesehatan Anda di masa depan.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kesehatan jantung dan bagaimana menjaga organ vital ini, Anda bisa Pelajari lebih lanjut.
REFERENSI
- American Academy of Periodontology. (n.d.). Periodontal Disease & Systemic Health. Retrieved from perio.org
- American Heart Association. (2023). Poor dental health may be linked to heart disease. Retrieved from heart.org
- Centers for Disease Control and Prevention. (2020). Oral Health: Gum Disease. Retrieved from cdc.gov
- Mayo Clinic. (2022). Periodontitis. Retrieved from mayoclinic.org
- National Institute of Dental and Craniofacial Research. (2018). Periodontal (Gum) Disease. Retrieved from nidcr.nih.gov
- Sanz, M., et al. (2020). Periodontitis and cardiovascular diseases: Consensus report of the Joint Workshop by the European Federation of Periodontology and European Society of Cardiology Working Group on Cardiovascular Disease Prevention. Journal of Clinical Periodontology, 47(3), 268-284. doi:10.1111/jcpe.13244
Tanggapan (0 )